Apa jadinya jika Joker dilempar ke Jepang zaman feodal? Jawabannya ada di film animasi Batman Ninja (2018), sebuah karya eksperimental penuh gaya dari tim kreator anime Jepang. Dalam kisah ini, Batman dan para musuhnya—termasuk Joker—terlempar ke masa lalu oleh mesin waktu milik Gorilla Grodd.
Dan siapa yang paling cocok menjadi penguasa kekacauan di era samurai? Tentu saja Joker, yang di dunia ini berubah menjadi penguasa wilayah yang kejam dan teatrikal, dengan istana mekanik yang bisa berubah menjadi robot raksasa.
Asal-Usul dan Transformasi
Joker dan Harley Quinn ikut terbawa dalam pusaran waktu yang dikendalikan Gorilla Grodd. Di Jepang abad ke-15 (era Sengoku), Joker cepat beradaptasi dan merebut kekuasaan sebagai daimyo, menguasai wilayah besar dengan cara klasik: tipu daya, teror, dan tawa.
Berbekal teknologi dari masa depan yang dibawa melalui pusaran waktu, Joker:
-
Membangun kastil raksasa yang dapat berubah bentuk
-
Melatih pasukan ninja badut bersenjata
-
Mendirikan pemerintahan teror dengan Harley sebagai permaisuri
Penampilan dan Gaya Unik
Joker dalam Batman Ninja benar-benar dirancang ulang:
-
Mengenakan kimono warna-warni ala bangsawan Jepang
-
Rambut dikuncir seperti samurai, tetap berwarna hijau
-
Riasan wajah yang lebih teatrikal dan menyerupai kagura atau teater tradisional Jepang
-
Membawa kipas, senjata rahasia, dan bom asap bergambar tawa
Estetikanya mencampur anime, kabuki, dan kekacauan khas Joker dalam satu paket visual yang mencolok.
Hubungan dengan Harley Quinn
Dalam film ini, Harley tetap menjadi pengikut setia dan kekasih Joker, tapi dengan tampilan lebih sesuai era:
-
Mengenakan pakaian kuno Jepang dengan motif jester
-
Membantu memimpin pasukan
-
Menyusun strategi dan menyabotase pasukan Batman
Mereka berdua tampil sebagai pasangan penguasa kejam yang lebih teatrikal daripada versi mana pun sebelumnya.
Konflik Utama: Joker vs Batman di Era Samurai
Dalam era ini, Batman harus beradaptasi tanpa teknologi modern. Sementara Joker menggunakan:
-
Teknologi kastil mecha: Bangunan bisa berubah jadi robot.
-
Pasukan berkuda dan ninja badut.
-
Trik psikologis: Ia membuat Batman mempertanyakan identitasnya bahkan di zaman lain.
Dalam pertarungan final, Joker bahkan berubah menjadi sosok ala dewa perang, menggunakan armor dan pedang, sambil tetap mempertahankan sifat gila dan teatrikalnya.
Twist Menarik: Joker Menjadi Petani?
Setelah kekalahannya, Joker dan Harley sempat menghilang dari medan konflik, dan ditemukan dalam kondisi menjadi petani biasa di desa terpencil, seolah mereka telah benar-benar berubah.
Namun, itu hanyalah sandiwara. Joker kembali dengan kekuatan penuh, membuktikan bahwa topeng kesederhanaannya hanyalah bagian dari permainannya.
Kekuatan dan Kelemahan Joker Ninja
Kekuatan:
-
Memimpin wilayah dan pasukan besar
-
Menggunakan teknologi futuristik dengan adaptasi feodal
-
Pengaruh psikologis dan manipulatif tetap kuat
-
Karisma gila yang membuat rakyat tunduk
Kelemahan:
-
Ego dan teatrikalitasnya sering membutakan strateginya
-
Ketergantungan pada Harley dalam menyusun rencana
-
Terlalu suka bermain-main dengan korban
Simbolisme dan Filosofi Joker Ninja
-
Chaos dalam bentuk seni tradisional
-
Penindas yang berpakaian sebagai penghibur
-
Penggabungan dua budaya: Barat dan Timur dalam kekacauan
Ia adalah sindiran terhadap penguasa yang menyamar sebagai pemimpin agung, padahal hanya badut dengan panggung lebih besar.
Perbedaan dengan Joker Lain
Aspek | Joker Klasik | Joker Batman Ninja |
---|---|---|
Lokasi dan era | Gotham modern | Jepang feodal (Sengoku) |
Kostum | Setelan badut atau jas ungu | Kimono warna-warni, armor samurai |
Pendekatan kekuasaan | Kekacauan dan teror kota | Feodalisme, taktik militer dan teknologi |
Fokus cerita | Pertarungan ideologi | Teater visual dan duel kekuasaan |
Kesimpulan
Joker dalam Batman Ninja adalah perpaduan kekacauan Barat dan teatrikalitas Timur. Ia bukan hanya seorang penjahat—ia adalah panglima perang gila yang menguasai dunia dengan gaya panggung dan ledakan robot raksasa.
Versi ini menunjukkan bahwa Joker bisa menjadi apa saja—bahkan penguasa Jepang—dan tetap menjadi sosok yang mengancam, menghibur, dan tak terlupakan.