Scream (Donna Diego): Simbion Wanita Pertama yang Mengerikan dan Tragis

 

Scream adalah simbion wanita pertama dalam jagat Marvel yang melekat pada Donna Diego. Dengan rambut mematikan dan kekuatan luar biasa, ia menjadi simbol teror, kegilaan, dan pencarian jati diri.


Pendahuluan

Simbion dalam dunia Marvel dikenal karena kekuatan liar dan kecenderungan kekerasan. Di antara nama-nama seperti Venom dan Carnage, terdapat simbion lain yang tak kalah ikonik: Scream. Sebagai simbion wanita pertama yang diperkenalkan dalam komik Marvel, Scream memiliki keunikan baik secara desain maupun psikologi.

Dikenal karena rambut "hidup"-nya yang mematikan dan suaranya yang menggelegar, Scream tidak hanya sekadar penjahat atau monster. Ia adalah perwujudan dari trauma, pencarian jati diri, dan konflik batin mendalam. Artikel ini mengupas tuntas asal-usul, kekuatan, dan perjalanan tragis Donna Diego sebagai inang pertama dari Scream.


Asal-Usul Scream

Scream pertama kali muncul dalam Venom: Lethal Protector #4 (1993), hasil ciptaan David Michelinie dan Ron Lim. Simbion ini adalah salah satu dari lima simbion "keturunan" Venom yang diciptakan oleh perusahaan jahat bernama Life Foundation, yang berambisi menciptakan prajurit simbion untuk bertahan hidup dalam potensi kiamat global.

Donna Diego, seorang mantan keamanan Life Foundation, dipilih sebagai inang untuk simbion ini. Setelah berhasil melebur dengan simbion kuning-merah tersebut, ia menjadi Scream, makhluk yang sangat mematikan dengan suara ultra-sonik dan rambut seperti cambuk yang bisa membunuh musuhnya dalam sekejap.


Donna Diego: Inang Penuh Luka

Sebelum menjadi Scream, Donna Diego adalah seorang wanita yang mengalami masalah kejiwaan, trauma masa lalu, dan kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain. Melebur dengan simbion justru memperparah gangguan mentalnya, membuatnya mendengar bisikan dan mengalami halusinasi.

Tidak seperti Eddie Brock yang bisa berdialog secara rasional dengan Venom, Donna tidak mampu membedakan suara hatinya dengan suara simbion. Hal ini membuatnya rentan terhadap ledakan emosi, kemarahan tak terkendali, dan tindakan brutal tanpa peringatan.

Scream sering menyerang siapa pun yang dianggap mengancam, termasuk sesama simbion dari Life Foundation seperti Riot, Lasher, Phage, dan Agony.


Desain dan Penampilan Scream

Desain visual Scream sangat mencolok dan menjadi salah satu keunggulannya:

  • Warna tubuh kuning emas dengan corak merah darah yang menyebar seperti api.

  • Rambut panjang menjuntai seperti cambuk, yang bisa digerakkan secara independen untuk menyerang atau mencengkram musuh.

  • Gigi tajam dan lidah panjang, warisan khas simbion.

  • Mata putih besar, tanpa bola mata.

Estetika ini menonjolkan kekuatan feminin sekaligus ancaman mematikan. Scream tampil seperti perpaduan antara keindahan dan kengerian.


Kekuatan dan Kemampuan Scream

Scream memiliki semua kemampuan dasar simbion, ditambah dengan kekuatan khas yang unik dan mematikan.

Kemampuan Umum:

  • Super strength & durability – Kekuatan fisik luar biasa, mampu bertarung setara dengan Venom.

  • Shapeshifting – Membentuk senjata seperti bilah tajam dari tubuhnya.

  • Web-slinging – Menembakkan jaring untuk mobilitas dan serangan.

  • Regenerasi cepat – Sembuh dari luka berat dalam waktu singkat.

  • Anti Spider-Sense – Tidak terdeteksi oleh indra Spider-Man.

Kemampuan Khusus:

  • Rambut Hidup – Helai rambut Scream bisa digunakan untuk menyerang, melilit, menjerat, bahkan menusuk musuh.

  • Sonic Scream – Mengeluarkan teriakan sonik berkekuatan tinggi yang bisa merusak bangunan dan melumpuhkan lawan.

Kombinasi kekuatan ini menjadikan Scream sebagai simbiot wanita paling berbahaya dalam jagat Marvel.


Konflik dan Perjalanan Hidup

Donna Diego sebagai Scream mengalami banyak pasang surut. Awalnya ia tampil sebagai musuh Venom, namun kemudian menunjukkan sisi antihero yang lebih kompleks. Ia pernah membantu menyelamatkan orang-orang dari simbion jahat, tapi juga sering membunuh tanpa ampun karena pengaruh gangguan mentalnya.

Salah satu momen penting dalam hidupnya adalah ketika ia membunuh keempat simbion saudaranya dari Life Foundation, karena menganggap mereka sebagai monster yang harus dimusnahkan.

Akhirnya, Donna Diego ditemukan tewas oleh S.H.I.E.L.D., dan simbion Scream menghilang untuk waktu lama.


Inang Baru: Andi Benton

Setelah kematian Donna Diego, simbion Scream mencari inang baru. Dalam event Absolute Carnage (2019), simbion ini menyatu dengan Andi Benton, mantan Mania. Awalnya menolak, Andi akhirnya menerima simbion tersebut dan menjadi Scream baru.

Versi Andi sebagai Scream tetap membawa kekuatan khas, namun lebih stabil secara mental. Ia berperan aktif dalam melawan simbion musuh dan menjadi pahlawan simbolik dalam melindungi umat manusia dari kengerian Knull dan pasukan simbion kegelapan.


Peran dalam Event Marvel

Separation Anxiety & Carnage Unleashed

Scream menjadi karakter utama yang berkonflik dengan simbion saudaranya. Kisah ini menggambarkan perpecahan internal dan tekanan psikologis mendalam yang membuat Donna semakin tidak stabil.

Absolute Carnage (2019)

Scream kembali dengan Andi Benton sebagai inang. Ia membantu Venom dan Spider-Man melawan kultus Carnage dan Knull. Versi ini lebih heroik dan menunjukkan bahwa simbion pun bisa menebus masa lalu.

King in Black (2020)

Sebagai bagian dari perang melawan Knull, Scream terlibat dalam pertarungan besar melawan simbion-simbion gelap. Ia menjadi bagian penting dari barisan pelindung bumi.


Adaptasi Layar Lebar

Meskipun belum muncul dalam film, Scream sempat tampil dalam:

  • Film Venom: Let There Be Carnage (2021): Salah satu simbion eksperimental dari Life Foundation, berambut kuning dan bersuara nyaring, kemungkinan besar merupakan referensi terhadap Scream.

  • Video Game:

    • Spider-Man: Separation Anxiety

    • Marvel Future Fight

    • LEGO Marvel Super Heroes

Desainnya yang mencolok dan identitas sebagai simbion wanita pertama menjadikan Scream sangat potensial untuk tampil lebih besar di film live-action masa depan.


Analisis Karakter: Feminin, Brutal, dan Tragis

Scream bukan hanya simbol kekuatan dan ancaman, tetapi juga representasi trauma wanita. Donna Diego mengalami gangguan mental yang memperparah dampak simbion padanya, menjadikannya sosok yang tidak stabil, namun menyentuh secara emosional.

Ketika simbion ini menyatu dengan Andi Benton, kita melihat sisi baru dari Scream: kontrol, penebusan, dan kesadaran diri. Perjalanan ini mencerminkan tema besar Marvel: bahkan makhluk yang paling menakutkan pun bisa berubah dan menemukan harapan.


Penutup

Scream adalah salah satu simbion paling menarik dalam sejarah Marvel. Ia membawa energi baru sebagai simbol kekuatan wanita dalam dunia simbion, dengan desain yang unik, kekuatan mematikan, dan karakterisasi emosional yang kompleks.

Dari Donna Diego yang tragis hingga Andi Benton yang heroik, Scream menunjukkan bahwa kekuatan besar tidak hanya tentang pertarungan fisik, tetapi juga perjuangan batin dan kemauan untuk berubah. Ia bukan sekadar simbion—Scream adalah cerita tentang suara yang ingin didengar, bahkan di tengah teriakan dunia yang penuh kekacauan.