Siapa Itu The Living Tribunal?
The Living Tribunal adalah salah satu entitas paling kuat dalam Marvel Comics, dikenal sebagai pengadil dan penjaga keadilan multiverse. Ia pertama kali muncul dalam Strange Tales #157 (1967), ciptaan dari Stan Lee, Marie Severin, dan Herb Trimpe.
Tidak seperti karakter lain yang beroperasi di satu alam semesta, Living Tribunal eksis di atas seluruh multiverse — kumpulan dari semua realitas Marvel. Ia memiliki kekuasaan absolut untuk menyeimbangkan kekuatan baik dan jahat, serta menghapus realitas jika dianggap rusak secara moral atau eksistensial.
Penampilan dan Simbolisme
Living Tribunal digambarkan sebagai makhluk raksasa berjubah emas, dengan tiga wajah berbeda yang masing-masing mewakili aspek dari penghakiman:
-
Equality (Keadilan)
-
Necessity (Keperluan)
-
Vengeance (Pembalasan)
Sisi keempat dari wajahnya selalu kosong, melambangkan bahwa keputusan akhir hanya dapat dilakukan jika semua aspek setuju, atau jika intervensi dari entitas lebih tinggi diperlukan.
Penampilan Living Tribunal bukan sekadar visual, tapi penuh simbolisme metafisik, menjadikannya penggambaran keadilan kosmik absolut.
Fungsi dan Tugas dalam Semesta Marvel
Sebagai entitas di atas hampir semua makhluk lain di Marvel, tugas utama Living Tribunal adalah:
-
Menjaga keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan dalam seluruh multiverse.
-
Mengadili makhluk kosmik, bahkan dewa, jika mereka menyalahgunakan kekuasaan.
-
Menghapus atau menghancurkan realitas jika dianggap tidak seimbang secara eksistensial.
-
Mengawasi ancaman multiversal, seperti penggunaan Infinity Stones secara global, perang antar realitas, atau manipulasi hukum alam.
Jika Eternity adalah personifikasi dari satu semesta, maka Living Tribunal adalah hakim dari semua Eternity.
Kekuatan The Living Tribunal
Sebagai entitas level tertinggi, kekuatan Living Tribunal nyaris tanpa batas. Beberapa kemampuannya termasuk:
1. Omnipotensi (Kekuatan Mutlak)
Ia bisa mengubah hukum fisika, menghancurkan galaksi, atau bahkan memusnahkan seluruh multiverse hanya dengan kehendaknya.
2. Omnipresensi
Ia hadir di semua semesta sekaligus. Ia tidak dibatasi ruang dan waktu.
3. Omniscience (Maha Tahu)
Ia mengetahui semua yang terjadi di multiverse, termasuk pikiran, niat, dan dampak dari setiap tindakan.
4. Imunitas Mutlak
Tidak ada senjata, entitas, atau kekuatan (kecuali dari tingkat yang lebih tinggi seperti One Above All) yang bisa membunuh atau mencederainya—meskipun ada beberapa pengecualian langka.
5. Hakim Terakhir
Ia memiliki otoritas untuk menolak intervensi makhluk lain. Bahkan Infinity Stones tidak bisa mempengaruhi keputusan atau kekuatan Tribunal.
Penampilan Penting dalam Komik
1. Strange Tales #157–163
Pertemuan awal dengan Doctor Strange, yang berusaha menyelamatkan semestanya dari kehancuran yang dianggap Tribunal sebagai konsekuensi alami.
2. Infinity Gauntlet (1991)
Saat Thanos memiliki kekuatan Tuhan melalui Infinity Gauntlet, Living Tribunal menolak campur tangan, menyatakan bahwa kekuatan itu hanya mempengaruhi satu semesta, dan bukan ancaman multiverse.
3. Infinity War & Infinity Crusade
Living Tribunal memimpin pengadilan kosmik atas penggunaan kekuatan tingkat dewa oleh berbagai karakter, seperti Adam Warlock.
4. Secret Wars (2015)
Dalam event besar ini, Tribunal dibunuh oleh entitas Beyonders, memperlihatkan betapa besarnya skala ancaman yang dihadapi multiverse.
5. Ultimates (2015–2017)
Living Tribunal dibangkitkan kembali oleh One Above All, menunjukkan bahwa Tribunal meski nyaris tak terkalahkan, masih tunduk pada kehendak tertinggi.
Kematian dan Kebangkitan
Dalam salah satu momen paling mengejutkan dalam sejarah Marvel, The Living Tribunal dibunuh oleh Beyonders, ras makhluk yang eksis di luar realitas. Kematian ini mengejutkan entitas seperti Eternity, Galactus, dan Uatu the Watcher.
Namun, seperti banyak makhluk kosmik, Tribunal dibangkitkan oleh One Above All, entitas tertinggi dalam hierarki Marvel. Kebangkitannya mempertegas posisinya sebagai alat keadilan absolut yang tak tergantikan.
Living Tribunal dan Infinity Stones
Salah satu interaksi penting dalam cerita Marvel adalah hubungan Living Tribunal dengan Infinity Stones:
-
Tribunal menyatakan bahwa tidak ada satu pun makhluk yang boleh menguasai Infinity Gauntlet untuk menghindari dominasi atas semesta.
-
Ia bahkan memisahkan Stones agar tidak bisa digunakan bersamaan lagi, meski akhirnya keputusan itu dibatalkan oleh karakter lain.
Ini memperlihatkan bahwa meski Infinity Stones sangat kuat, mereka tetap berada di bawah pengawasan dan kendali Living Tribunal.
Peran dalam MCU (Marvel Cinematic Universe)
The Living Tribunal telah disebut secara implisit dan bahkan ditampilkan secara singkat dalam:
-
Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022): Saat Strange dan America Chavez melintasi multiverse, terlihat patung raksasa Tribunal.
-
Loki (2021): Dalam TVA, simbol wajah Tribunal muncul, menunjukkan keberadaannya di struktur kosmik.
Dengan makin luasnya MCU dan eksplorasi multiverse, kemunculan Tribunal secara utuh tinggal menunggu waktu. Ia bisa menjadi:
-
Hakim dalam konflik multiverse seperti Secret Wars.
-
Penjaga moral terhadap karakter seperti Kang, Strange, dan Wanda.
-
Pembuka jalan untuk mengenalkan entitas yang lebih besar seperti One Above All.
Filosofi dan Simbolisme Living Tribunal
Tribunal bukan hanya tokoh, tapi simbol metafisik Marvel tentang keadilan kosmik. Ia menunjukkan bahwa:
-
Kekuatan harus diimbangi dengan tanggung jawab.
-
Bahkan para dewa pun harus tunduk pada hukum yang lebih tinggi.
-
Tidak ada yang benar secara mutlak—semua harus dipertimbangkan dari tiga sisi: keadilan, kebutuhan, dan pembalasan.
Tribunal adalah penyeimbang, bukan penyelamat. Ia tidak berpihak pada kebaikan atau kejahatan, tapi pada kesetimbangan alam semesta.
Penutup: Living Tribunal, Hakim Abadi di Atas Semesta
The Living Tribunal adalah salah satu karakter paling mengagumkan dalam Marvel, bukan karena kekuatannya saja, tapi karena fungsi filosofis dan kosmiknya. Ia berdiri di atas waktu, realitas, dan bahkan para pahlawan dan penjahat terbesar.
Ketika semua kekuatan gagal, dan semua harapan hancur, Tribunal datang bukan untuk menyelamatkan—tapi untuk mengadili dan menyeimbangkan.
Ia bukan penyelamat. Ia bukan dewa.
Ia adalah pengadil terakhir.