Drax the Destroyer: Prajurit Pendendam yang Menemukan Keluarga Baru di Galaksi

 

Kenali Drax the Destroyer, makhluk kuat yang memburu Thanos demi balas dendam. Dari tragedi keluarga hingga menjadi pelindung galaksi, ini kisah lengkapnya.


Dari Manusia Biasa Menjadi Senjata Kosmik

Drax tidak selalu seperti yang kita kenal — makhluk raksasa bertubuh hijau dan haus balas dendam. Dalam versi komik Marvel, Drax sebenarnya adalah seorang manusia bernama Arthur Douglas, seorang pria biasa yang tinggal di Bumi bersama istri dan anak perempuannya.

Hidupnya berubah drastis saat mereka sedang berkendara di gurun Nevada dan pesawat luar angkasa milik Thanos melintas. Tak ingin meninggalkan saksi, Thanos menyerang mobil Arthur dan membunuhnya bersama keluarganya. Namun, entitas kosmik Kronos, mengetahui ancaman Thanos terhadap alam semesta, menyelamatkan jiwa Arthur dan menanamkannya dalam tubuh baru yang dirancang hanya untuk satu tujuan: menghancurkan Thanos.

Drax the Destroyer pun lahir — makhluk dengan kekuatan luar biasa dan misi tunggal: membalas dendam kepada sang Mad Titan.


Kekuatan dan Kemampuan Drax

Sebagai senjata hidup, tubuh baru Drax dirancang untuk pertempuran:

  • Kekuatan Super: Drax mampu mengangkat benda seberat beberapa ton dan menghancurkan musuh hanya dengan tinjunya.

  • Daya Tahan Tinggi: Tubuhnya tahan terhadap peluru, ledakan, bahkan luka serius yang dapat membunuh manusia biasa.

  • Penyembuhan Cepat: Drax bisa pulih dari luka dalam waktu singkat.

  • Kemampuan Sensorik: Dalam beberapa versi, ia bisa merasakan aura Thanos di mana pun, yang membantunya melacak sang musuh utama.

  • Ahli Bertarung: Meski terlihat seperti raksasa brutal, Drax memiliki kemampuan bertarung tangan kosong dan menggunakan pisau dengan mematikan.

Namun, seiring waktu, kekuatan Drax mengalami perubahan. Dalam versi komik modern, kekuatannya disesuaikan agar lebih seimbang dengan tim Guardians of the Galaxy, tapi semangat dan kekejamannya tetap menjadi senjata utama.


Obsesinya terhadap Thanos

Motivasi utama Drax selalu sama: balas dendam. Ia tidak peduli pada peperangan antar galaksi atau misi besar multiverse — yang ia inginkan hanyalah menghabisi Thanos.

Dalam berbagai komik, Drax selalu digambarkan sebagai karakter yang agresif dan obsesif terhadap Thanos. Bahkan ketika Thanos "mati", Drax merasa kehilangan arah dan tidak tahu harus melakukan apa lagi. Ini menunjukkan bahwa seluruh hidupnya dibentuk oleh trauma dan dendam.

Namun dalam beberapa cerita, Drax juga berhasil membunuh Thanos, seperti dalam seri Annihilation, meski Thanos kemudian kembali melalui berbagai cara. Ini membuktikan bahwa dalam Marvel Universe, balas dendam tidak pernah benar-benar berakhir.


Bergabung dengan Guardians of the Galaxy

Dalam semesta komik dan MCU, Drax akhirnya menemukan tempat baru di semesta: sebagai anggota Guardians of the Galaxy. Ia bergabung dengan kelompok pahlawan tidak konvensional ini — Rocket, Groot, Star-Lord, dan Gamora — yang semuanya punya masa lalu kelam dan trauma tersendiri.

Drax awalnya tidak akrab dengan konsep "tim" atau "keluarga", namun secara perlahan ia membuka diri. Ia menemukan makna baru dalam hidupnya: bukan hanya membalas dendam, tapi melindungi orang lain dan merasa dibutuhkan.

Ia membawa kekuatan brutal ke tim, tetapi juga perspektif unik karena cara berpikirnya yang literal, serta komentar-komentar polos yang sering mengundang tawa.


Drax dalam Marvel Cinematic Universe (MCU)

Dalam MCU, Drax diperankan oleh mantan pegulat Dave Bautista dan muncul pertama kali dalam Guardians of the Galaxy (2014). Versi ini menggabungkan kekuatan dan latar belakang komik dengan elemen humor yang lebih menonjol.

Drax digambarkan sebagai makhluk yang tidak memahami metafora atau sarkasme, sehingga interaksinya dengan tim sering mengundang kelucuan. Namun di balik komedinya, terdapat duka mendalam: kematian istri dan anaknya akibat kekejaman Ronan the Accuser, yang bekerja untuk Thanos.

Seiring berjalannya waktu, Drax dalam MCU menjadi karakter yang lebih humanis — meskipun tetap brutal dalam pertempuran, ia menunjukkan empati, kepedulian, dan bahkan kasih sayang kepada teman-temannya.

Dalam Guardians of the Galaxy Vol. 3, perjalanan Drax mencapai puncaknya. Ia menemukan makna hidup baru, bukan hanya sebagai “Destroyer”, tetapi sebagai pelindung anak-anak dan makhluk tak berdosa.


Hubungan dengan Anggota Tim

  • Star-Lord (Peter Quill): Awalnya Drax menganggap Peter tidak kompeten, namun akhirnya menghormatinya sebagai pemimpin yang berani dan loyal.

  • Gamora: Sama-sama korban Thanos, Drax dan Gamora berbagi trauma yang serupa. Meski sering bercanda kasar, Drax menghormati kekuatan dan tekad Gamora.

  • Rocket dan Groot: Drax menyukai Groot karena kesederhanaannya dan sering tidak memahami Rocket, namun tetap melindunginya seperti saudara.

  • Mantis: Interaksinya dengan Mantis menjadi salah satu dinamika paling menyentuh. Drax memperlihatkan sisi lembut dan perhatiannya, meskipun tetap dalam gaya kaku dan lucu.


Evolusi Karakter: Dari Mesin Pembunuh ke Makhluk Berperasaan

Drax bukan hanya alat pembunuh. Ia adalah simbol dari bagaimana rasa sakit dan kehilangan bisa mengubah seseorang menjadi sesuatu yang baru. Meskipun tubuhnya diciptakan untuk perang, hatinya masih menyimpan luka manusia.

Dalam berbagai cerita, Drax terus mengalami perkembangan. Ia belajar bahwa kekuatan bukan segalanya, bahwa dendam tidak menyembuhkan luka, dan bahwa cinta serta persahabatan bisa membangun kembali hidup yang hancur.

Versi komik modern bahkan menunjukkan Drax merenung tentang kehidupan, kematian, dan eksistensi dirinya. Ia tak lagi sekadar sosok penuh amarah, tetapi makhluk yang berusaha menemukan kedamaian.


Warisan dan Peran di Alam Semesta Marvel

Drax mungkin bukan tokoh utama dalam Marvel Universe, namun perannya sangat penting. Ia adalah representasi dari korban yang menjadi pahlawan. Meski latarnya penuh kehancuran, ia tidak menyerah pada kegelapan.

Sebagai bagian dari Guardians of the Galaxy, Drax menunjukkan bahwa pahlawan tidak harus cerdas, tampan, atau bahkan bijak. Pahlawan bisa berasal dari penderitaan terdalam, asal memiliki niat untuk berubah dan melindungi.

Dalam film dan komik, Drax menjadi contoh bahwa kekuatan sejati tidak hanya berasal dari otot atau senjata, tetapi dari kesetiaan, cinta, dan pengorbanan.


Penutup

Drax the Destroyer adalah sosok yang luar biasa: perpaduan antara kekuatan brutal dan hati yang penuh luka. Ia membawa warna unik dalam Guardians of the Galaxy, bukan hanya karena kekuatannya, tapi juga karena cara berpikir dan loyalitasnya yang tak tergoyahkan.

Dari manusia biasa menjadi pejuang kosmik, dari mesin pembunuh menjadi pelindung anak-anak, Drax telah membuktikan bahwa bahkan makhluk paling terluka pun bisa menjadi pahlawan.