Granny Goodness – Kisah Tragis Sang Pengasuh Neraka dari Apokolips (Masa Lalu)

 

Sebelum menjadi pemimpin Pasukan Furies yang kejam, Granny Goodness adalah prajurit miskin di Apokolips. Inilah kisah masa lalunya yang tragis dan penuh penderitaan.


Di semesta DC Comics, Apokolips adalah dunia kegelapan, kekejaman, dan peperangan abadi. Dipimpin oleh sang tiran Darkseid, planet ini dipenuhi oleh para prajurit brutal dan penguasa keji. Salah satu tokoh paling menyeramkan dari Apokolips adalah Granny Goodness, pemimpin Female Furies, pengasuh bengis para prajurit elite, dan penyebar doktrin fanatik atas nama ketaatan.

Namun, di balik wajah tuanya yang menakutkan dan suara lembut yang mengecoh, Granny Goodness memiliki masa lalu yang tragis dan mengejutkan. Sebelum menjadi monster, dia adalah korban. Sebelum menjadi “Granny”, dia hanyalah seorang gadis miskin yang berjuang untuk bertahan hidup di neraka bernama Apokolips.


Latar Belakang: Dari Bawah Tanah Apokolips

Granny Goodness pertama kali muncul dalam Mister Miracle #2 (1971), diciptakan oleh Jack Kirby sebagai bagian dari mitologi New Gods. Versi awalnya langsung memperkenalkannya sebagai penjaga sekolah pelatihan yang kejam, tempat anak-anak diprogram secara brutal untuk menjadi prajurit setia Darkseid.

Namun dalam cerita-cerita selanjutnya, terutama era Post-Crisis dan New 52, dikupas lebih dalam bahwa Granny Goodness dulu adalah seorang anak dari kelas bawah di Apokolips. Tidak memiliki nama sendiri, ia dikenal hanya sebagai “Goodness”—nama yang ironis di dunia di mana belas kasihan dianggap kelemahan.

Sejak kecil, Goodness hidup dalam kelaparan, kegelapan, dan ketakutan. Di Apokolips, anak-anak tidak diasuh, tapi dibentuk. Mereka dididik untuk mengabdi, menyiksa, dan berjuang atau mati. Dalam lingkungan ini, Goodness menunjukkan sesuatu yang membuatnya berbeda: kemampuan bertahan hidup dengan kecerdikan dan kepatuhan yang ekstrem.


Latihan Brutal Sebagai Prajurit

Sebagai anak perempuan, Goodness tetap dikirim ke pelatihan prajurit sama brutalnya seperti laki-laki. Ia dipaksa mengikuti program pelepasan identitas, penghilangan rasa, dan penanaman loyalitas terhadap Darkseid.

Namun berbeda dari yang lain, Goodness tidak hanya patuh. Ia mengamati dan menyesuaikan diri dengan sistem, lalu mulai menguasai pola kekuasaan. Ia belajar bahwa untuk naik derajat di Apokolips, kau harus lebih kejam dari pengawasmu sendiri.

Goodness melewati berbagai ujian hidup dan mati, sering kali dengan mengorbankan teman-temannya atau bahkan membuat keputusan sadis agar bertahan. Semakin kejam dia bertindak, semakin tinggi peringkatnya dalam mata pengawas program—dan akhirnya, ia ditugaskan langsung oleh Darkseid untuk menjalani ujian terakhir: melatih seekor anjing hibrida untuk menjadi senjata hidup.


Ujian Terakhir: Kesetiaan dan Kehilangan

Ujian dari Darkseid bukan sekadar pelatihan. Goodness diberi seekor makhluk buas yang tak bisa dijinakkan, dan diperintahkan untuk membentuknya menjadi tentara yang setia tanpa rasa. Dalam proses ini, Goodness mengembangkan rasa sayang terhadap binatang tersebut, satu-satunya bentuk "kasih" yang pernah ia rasakan.

Namun saat pelatihan selesai dan makhluk itu sepenuhnya setia, Darkseid memerintahkan Goodness untuk membunuhnya—sebagai bukti bahwa dia telah menghapus semua rasa sayang dan loyalitas pribadi.

Goodness melakukan perintah itu—dengan air mata dan hati yang terkoyak—dan di hari itu, ia mati sebagai Goodness dan lahir kembali sebagai Granny Goodness.


Naik Pangkat: Dari Korban Menjadi Pelatih Kejam

Setelah lulus ujian Darkseid, Granny Goodness diberi posisi tinggi sebagai pemimpin sekolah pelatihan anak-anak prajurit Apokolips, termasuk program khusus Female Furies—pasukan elit wanita.

Dengan gaya kepengasuhan yang mengerikan, Granny memadukan teknik manipulasi emosional, kekerasan fisik, dan pencucian otak untuk menciptakan pasukan setia Darkseid. Ia akan memeluk anak-anak sambil memukul mereka, mengatakan kata-kata manis diiringi siksaan mental yang tak tertahankan.

Anak-anak yang tidak patuh dihancurkan. Yang patuh dilatih menjadi senjata tanpa rasa. Inilah warisan Granny Goodness—seorang ibu tirani yang mencintai dalam bentuk penderitaan.


Relasi dengan Mister Miracle dan Big Barda

Salah satu kisah paling terkenal yang menunjukkan kekejaman Granny adalah hubungannya dengan Scott Free (Mister Miracle). Scott, anak biologis Highfather dari New Genesis, dikirim ke Apokolips sebagai bagian dari perjanjian damai. Ia dibesarkan di bawah asuhan Granny Goodness, yang mencoba menghapus identitas dan rasa empatinya.

Namun Scott melarikan diri, membuktikan bahwa tidak semua jiwa bisa dikendalikan. Granny menganggapnya sebagai pengkhianat dan kelemahannya sendiri—dan dendam terhadapnya menjadi kekal.

Selain itu, Granny juga adalah "ibu" dari Big Barda, pemimpin Female Furies yang kemudian juga membelot dan memilih cinta serta kemanusiaan bersama Mister Miracle. Ini membuat Granny semakin terobsesi membuktikan bahwa rasa kasih hanya melemahkan.


Filosofi Granny: Ketaatan Melalui Rasa Sakit

Tidak seperti tiran biasa, Granny Goodness percaya bahwa penderitaan adalah jalan menuju kesetiaan mutlak. Ia tidak ingin memusnahkan musuh, tapi membentuknya kembali menjadi alat kekuasaan.

Dia meyakini bahwa cinta bisa dipalsukan, kasih bisa diputarbalikkan, dan anak-anak adalah lembaran kosong yang bisa diukir dengan rasa takut dan perintah.

Inilah yang membuat Granny menjadi musuh yang mengerikan bukan karena kekuatan fisik, tetapi karena kemampuannya menghancurkan jiwa perlahan-lahan.


Potensi dalam Adaptasi Modern

Granny Goodness muncul dalam beberapa media:

  • Serial animasi Superman: The Animated Series dan Justice League Unlimited

  • Serial Young Justice, sebagai perekrut pasukan Darkseid

  • Film animasi Justice League Dark: Apokolips War

  • Teaser Zack Snyder’s Justice League (dalam CGI)

Namun masa lalunya jarang dieksplorasi penuh. Sebuah miniseri atau film latar tentang kisah tragis dan kelamnya bisa menjadi pengingat bahwa bahkan monster terlahir dari penderitaan yang dalam.


Kesimpulan

Granny Goodness (dulu) bukanlah wanita tua jahat sejak awal. Ia adalah anak kecil yang hidup di dunia yang memaksa kekejaman menjadi norma. Ia adalah korban yang menjadi predator, pencari kasih yang berubah menjadi pencetak senjata hidup.

Dalam dunia DC Comics, Granny Goodness berdiri sebagai simbol gelap dari pengasuhan yang disesatkan, pengkhianatan terhadap rasa cinta, dan kekuatan teror psikologis. Kisah masa lalunya mengingatkan kita bahwa bahkan penjahat terkejam pun pernah memiliki sisi manusia—yang perlahan dikubur oleh kekuasaan dan ketakutan.