Bayangkan dunia di mana keputusan kecil mengubah segalanya.
Bayangkan dunia di mana Bruce Wayne yang kecil tewas di gang itu, dan Thomas Wayne, sang ayah, yang mengambil jalan berdarah untuk membalas dendam.
Inilah dunia Flashpoint — dan inilah kisah Thomas Wayne, Batman yang berbeda.
Dunia yang Retak
Dalam semesta alternatif Flashpoint, tragedi di Crime Alley mengambil arah yang berlawanan: Bruce kecil tewas di hadapan orang tuanya.
Thomas Wayne, dihantam rasa kehilangan dan amarah yang tak terkira, tidak memilih jalur belas kasih. Ia memilih jalur kekerasan.
Dengan kegigihan seorang ayah yang berduka, Thomas mengenakan topeng kelelawar — namun bukan untuk menanamkan ketakutan dalam hati para kriminal, melainkan untuk menghancurkan mereka.
Batman yang Berbeda
Flashpoint Batman bukanlah simbol harapan.
Ia adalah alat pembalasan.
-
Ia menggunakan senjata api tanpa ragu.
-
Ia membunuh mereka yang ia anggap pantas menerima hukuman.
-
Ia berbisnis di siang hari untuk mendanai perang brutalnya di malam hari.
Gotham di dunia ini lebih keras, lebih kelam — pantulan sempurna dari Batman yang melindunginya.
Martha Wayne, The Joker
Tragedi Flashpoint tak berhenti pada Thomas.
Martha Wayne, yang menyaksikan putranya terbunuh, kehilangan kewarasannya dan berubah menjadi Joker versi dunia ini — menambah kedalaman ironi dan kesedihan dalam hidup Thomas.
Dua orang tua yang hancur, berjuang dengan cara mereka masing-masing, terjebak dalam lingkaran kekerasan yang tiada akhir.
Harapan Terakhir
Meski hidupnya penuh darah dan kehilangan, dalam lubuk hatinya yang terdalam, Thomas tetap menyimpan satu harapan: mengembalikan dunia ke jalur semestinya — dunia di mana Bruce hidup.
Dalam kisah Flashpoint, Thomas memberikan pesan terakhir yang penuh haru kepada Barry Allen (The Flash), memohon agar ia memperbaiki alur waktu, dan memungkinkan Bruce hidup kembali.
Itulah cinta seorang ayah — cinta yang bertahan bahkan setelah dunia berakhir.
"Beritahu Bruce... Ayah bangga padanya." – Thomas Wayne (Flashpoint Batman)