Injustice Constantine – Si Manipulator yang Bermain di Antara Para Dewa dan Tiran
Di dunia utama DC, John Constantine adalah penyihir jalanan yang bertindak berdasarkan insting moralnya sendiri. Tapi di dunia alternatif Injustice, ia menjadi jauh lebih licik, mematikan, dan ambigu. Dalam semesta di mana Superman berubah menjadi tiran global setelah kematian Lois Lane, Constantine tampil bukan sebagai penyelamat atau penentang, tetapi sebagai pemain catur utama — yang menempatkan pionnya dengan licik di antara para dewa.
Dunia Injustice: Kekacauan Global dan Kekuasaan Mutlak
Injustice adalah semesta yang gelap. Setelah tragedi yang melibatkan Joker dan menyebabkan Superman kehilangan Lois Lane serta anak yang belum lahir, sang Man of Steel kehilangan arah. Ia membunuh Joker, mendirikan rezim global, dan memaksa dunia tunduk di bawah kekuasaan “keamanan absolut”.
Batman menentang rezim tersebut dan membentuk perlawanan. Dalam konflik antara dua kubu ini — Superman dengan Rezim-nya, dan Batman dengan Insurgency-nya — dunia sihir ikut terguncang. Di sinilah Constantine masuk.
Peran Constantine di Injustice: Kekuatan dalam Bayangan
John Constantine di dunia Injustice tidak secara langsung berpihak pada siapapun. Ia mendekati Batman dan Superman, bahkan bekerja dengan kelompok-kelompok mistis lain seperti Zatanna, Doctor Fate, dan Trigon. Namun, semua tindakannya mengandung agenda tersembunyi. Constantine versi ini bukan hanya penyihir, tetapi juga manipulator politik kelas dunia.
Salah satu langkah paling mengejutkan adalah ketika ia menggunakan anaknya sendiri, Rose, sebagai bagian dari rencana besar untuk mengalahkan Trigon — entitas iblis tingkat tinggi. Dalam momen emosional dan tragis, Constantine mengorbankan peran sebagai ayah demi keselamatan dunia... atau mungkin demi ambisinya sendiri?
Persaingan dan Aliansi Aneh
Dalam dunia yang didominasi pertarungan kekuatan super, Constantine tetap menjadi aset penting. Ia tidak punya kekuatan super seperti Superman, namun memiliki akses ke dunia gaib, iblis, kontrak kuno, dan informasi gelap yang tak dimiliki siapa pun.
Ia bekerja sama dengan Batman — tetapi menyembunyikan banyak hal. Ia menipu Etrigan, memanipulasi Trigon, dan membuat Zatanna harus memilih antara keyakinan dan rasa cinta. Ia bahkan menjalin kesepakatan dengan Spectre dan Doctor Fate, menunjukkan betapa berbahayanya ketika ilmu sihir dan politik saling bersinggungan.
Constantine yang Lebih Gelap, Lebih Egois
Versi Injustice dari Constantine tidak memiliki batas moral seperti versi utamanya. Ia berani mengorbankan teman, keluarga, bahkan dirinya sendiri — selama hasil akhirnya sesuai keinginannya. Banyak penggemar menyebut versi ini sebagai “Constantine jika benar-benar menjadi iblis” karena keputusannya benar-benar dikuasai oleh ambisi dan balas dendam.
Namun, seperti biasa, tindakan Constantine tetap ambigu. Apakah ia benar-benar jahat? Atau hanya mengambil jalan yang tidak diinginkan orang lain demi mencapai hasil terbaik?
Tragedi Rose Constantine: Harga dari Keputusan
Salah satu aspek paling emosional dalam cerita Constantine di Injustice adalah hubungannya dengan Rose, anak perempuan hasil hubungannya dengan Zatanna. Rose memiliki potensi kekuatan sihir besar, tetapi tak pernah diberi kesempatan hidup normal.
Dalam momen yang memilukan, Constantine memanfaatkan kekuatan Rose untuk memanggil dan memerangkap Trigon — mengorbankannya dalam proses. Zatanna patah hati. Dunia mistik terpecah. Constantine pun kehilangan satu-satunya hal yang benar-benar ia cintai.
Namun ia tetap tegar. Tidak menangis. Tidak meminta maaf. Karena bagi Constantine versi ini, rasa bersalah adalah bagian dari harga menjadi penyelamat dunia.
Gaya Bertarung dan Kekuatan
Meskipun jarang terlibat dalam pertempuran langsung, Constantine di Injustice tetap memiliki kekuatan besar. Ia mampu membuka portal dimensi, memanggil iblis kelas tinggi, menyusun sigil perlindungan, dan menandatangani kontrak darah dengan entitas kosmik.
Namun kekuatan terbesarnya tetap sama: kecerdasannya. Constantine tahu bagaimana membaca orang, memanfaatkan celah, dan membuat sekutu sekaligus musuh dalam satu langkah. Ia tidak bermain di papan catur — ia adalah pemilik papan itu sendiri.
Penerimaan Penggemar dan Pengaruh
Konstantin versi Injustice mendapat respons beragam dari penggemar. Sebagian menyukai pendekatan gelap dan dewasa terhadap karakternya — sebuah versi “apa yang terjadi jika Constantine melewati batas.” Sebagian lain menganggapnya terlalu jauh dari akar aslinya sebagai karakter yang tetap menyimpan rasa belas kasih.
Namun tidak bisa dipungkiri: Constantine Injustice adalah salah satu varian paling kompleks dan berbahaya. Ia bukan antihero biasa, tapi arsitek bayangan di balik konflik kosmik.
Penutup
John Constantine dari dunia Injustice adalah perwujudan dari prinsip “tujuan menghalalkan cara”. Ia bukan pahlawan, bukan villain, tetapi kekuatan tak terkendali yang bergerak di balik layar — menyusun strategi, mengatur takdir, dan merusak keseimbangan hanya untuk menciptakan versi dunia yang ia anggap benar.
Ia membuktikan bahwa bahkan di tengah pertempuran para dewa, penyihir jalanan pun bisa menjadi penentu akhir dari segalanya.